2
Makalah Kesusastraan Arab
Posted by Unknown
on
5/20/2013
in
Pengetahuan
DAFTAR ISI
TUGAS KELOMPOK
KESUSASTRAAN
ARAB
TEMA:
SASTRAWAN ARAB PRA-ISLAM
KELOMPOK
II
ST.MARYAM
HIKMAWATI
AHMAD
RISKA
DAMAYANTI
NURLIA
SARI ILYAS
SALMA
LANDU
MUH
TAHIR BADDU
JURUSAN
SASTRA ASIA BARAT
FAKULTAS
SASTRA
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
2012/2013
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الر حيم
Tiada
kata yang pantas kami ucapkan selain mengucap kata syukur yang sebesar-besarnya
kepada Sang Khalik, Allah Swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan sesuai target waktu yang telah kami
rencanakan sebelumnya.
Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang turut mengambil andil
dalam terselesaikannya makalah ini, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung. Semoga segala usaha dalam menyelesaikan makalah ini mendapat
keridhoan dari oleh Allah Swt, Amin.
Pemakalah
dalam membuat makalah ini mungkin masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu,
kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Dengan
demikian, pemakalah berharap makalah ini dapat ember manfaat bagi pembaca,
khususnya bagi mahasiswa Sastra Asia Barat. Semoga setelah membaca makalah ini,
pembaca dapat tergugah hatinya bahwa pentingnya mengetahui tentang kesusastraan
Arab.
Makassar, 29 Februari 2013
PENULIS
PENDAHULUAN
Sejarah sastra
Arab mencatat beberapa penyair al-Mu’allaqat, diantaranya yaitu Ummrul Al-Qais
bin Hujrin bin al-Harits, Zuhair bin Abi Sulma, An-Nabigoh adz-dzibiani,
Lubaidbin Rabia’ah dan Umayah Bin Abi Ash-shalt. Beberapa ahli sastra Arab
berpendapat bahwa puisi umrul qais dapat digolongkan pada kelas tertinggi dari
golongan penyair jahiliyah.
Seluruh hasil
karya dari beberapa penyair tersebut semuanya dianggap sebagai hasil karya
syair terbaik yang pernah dihasilkan oleh bangsa arab. Oleh karena itu kami
berminat untuk mengkaji lebih dalam mengenai sastrawan Arab pada masa
pra-islam.
1.2.1 Siapakah sastrawan yang menjadi penyair pada masa pra-Islam?
1.2.2 Apa saja karya para satrawan pada masa
pra-Islam?
1.3 Tujuan
Penulisan
Untuk
mengetahui dan mengenal satrawan Arab pada masa Jahiliyah pra-Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Dikalangan Bangsa Arab
Jahiliyah banyak terdapat kenamaan yang mempunyai reputasi tinggi serta
pengaruh yang kuat dan paling terkenal keindahan syairnya karena disebabkan
sebagian hasil karya mereka masih utuh dan terjaga hingga sekarang. Berikut ini
akan dikemukakan secara ringkas riwayat
beberapa sastrawan arab jahiliyah pra-islam tersebut
Menurut pandangan orang arab,Syair adalah
puncak keindahan dalam sastra,sebab syair itu adalah bentuk gumbahan yang
dihasilkan dari kehalusan perasaan dan keindahan daya khayal.
Sejarah Sastra Arab mencatat 10 penyair
Al-Mu’allaqat diantaranya yang akan kami akan bahas ada 4 penyair yakni UMRUL
QAIS BI HUJRIN BIN AL-HARITS AL-KINDI,AN-NABIGHA ADZ-DZIBYANI,LUBAID BIN
RABIA’AH AL-AMIRI,DAN UMAYYAH BIN ASH-SHALT
Umrul qais adalah penyair arab jahili yang
hidup pada 150 tahun sebelum hijriyah.julukannya Al-malik Ad dhalil,Penyair ini
berasal dari suku kindah yang pernah berkuasa penuh diyaman.Karena itu penyair
ini dikenal dengan penyair yaman (HADRAMAUT).Umrul qais adalah anak dari
seorang raja yaman bernama Hujur
Al-kindy,ibunya Fatimah binti
Rabia’ah,Umul Qais dibesarkan diNejed dengan kehidupan yang melimpah dan
dalam lingkungan keluarga yang suka foya-foya.Umrul qais sering
mabuk-mabukan,bermain cinta dan melupakan kewajiban sebagai putra mahkota yang
seharusnya mengawas diri dan melatih diri menjadi pemimpin masyarakat.
Ketika
Umrul qais itu sedang asyik berfoya-foya,tiba-tiba datang kabar kematian ayahnya terbunuh ditangan kabilah
bani asaf yang sedang memberontak kepada kekuasaan ayahnya.kematian ayahnya
menuntun umrul qais itu untuk kembali ke Nejed agar dapat membalas kematian
orang tuanya.tak lama kemudian penyair ini berangkat menuju ke Nejed untuk menuntut kematian orang
tuanya,untuk melaksanakan niatnya itu Umrul qais meminta bantuan kepada
kabilah-kabilah Arab yang berada dsekitarnya.sehingga pertempuran ini
berkecamuk lama dan akhirnya ia terdesak,melarikan diri menuju kekerajaan
Romawi Timur (BIZANTIUM) di turki.ditengah perjalanan penyair itu terbunuh oleh
musuhnya dan dimakamkan dikota angkara turki.
Orang yang mempelajari
karya Umrul qais secara mendalam maka dia akan mengerti bahwa keindahan
syairnya terletak pada caranya yang halus dalam syair ghazalnya.ditambah dengan
istiarah(kata kiasan) dan majas(perumpamaan)sehingga orang banyak
beranggapan bahwa dialah yang menciptakan perumpamaan dalam syair arab.
Ada satu contoh yang
menunjukan kelihaian penyair ini dalam menggambarkan sutu kejadian atau
peristiwa dengan gayanya yang khas sehingga bayangan yang ada seperti
benar-benar terjadi.
Kutipan syair umrul qais yang mengisahkan kepada kita tentang suatu
kesusahan dan kegelisan yang dialami pada
smuatu malam hari,sebagai berikut:
وليل
كموج البحر أرخى سدوله # علي بأنوع الهموم ليبتلى
فقلت
له لما تمطى بصلبه # واردف اعجازا وناء بكلكل
اﻻايهاالليل
الطويل اﻻ انجلى# بصبح وما اﻻء صباح منك بأمثل
فيا
لك من ليل كان نجومه # بكل مغار الفتل شدت بيذ بل
Yang artinya:
MALAM BAGAIKAN
GELOMBANG SAMUDRA MENYELIMUTKAN TIRAINYA PADAKU,DENGAN KESEDIHAN UNTUK
MEMBENCANAIKU.
AKU BERKATA KEPADA KALA IA
MENGGELIAT MERENTANG TULANG PUNGGUNGNYA DAN SIAP MELOMPAT MENERKAM MANGSANYA.
WAHAI MALAM PANJANGMENGAPA ENGKAU TIDAK SEGERA BERANJAK PERGI DIGANTIKAN PAGI YANG TIADA
PAGI SEINDAH KAMU.
OH……..MALAM YANG GEMINTANGNYA,BAGAIKAN TERJERAT IKATAN YANG KUAT.
Contoh diatas
memberikan gambaran kepada kita,Bagaimana kah penyair itu memberikan gambaran
yang paling besar akan kerasahan yang melandanya dan dialaminya.Rahasiah
keindahan syair ini adalah penyair tidak menjelaskan atau menceritakan
keresahan yang dialaminya secara langsung.bahkan ia memberikan perumpamaan
terlebih dahulu dan suatu pemisalan yang dekat dengan makna aslinya.Syair ini
adalah syair yang abadi,tak lekan dimakan zaman karna imajinasi yang sangat
kuat, daya khayalan yang tinggi dan maknanya dalam,isi pada syair ini
kondisional,situasional saat seseorang dilanda keresahan,kegelisahan,banyak
masalah yang diderita dan lainnya ketika membaca menghayati juga mendalami
kandungan syair ini akan menemukan sesuatu kesamaan rasa dan kesamaan konflik
atau penokohannya.
Walaupun terkadang syairnya mengandug sifat
kebaduian dalam ungkapan kering dan kasar,dengan makna-makna yang seram.tetpi
imajinasi sangat kuat sekali,kadang terlihat dalam membayangkan sesuatu yang
keemasan yang menampilkannya indah sekali maknanya memukau dan menusuk relung
hati yang paling dalam.
Syair Umrul Qais bias
seperti itu disebabkan oleh beberapa factor yakni karna keadaan geografis
wilayah yang ganas,pergaulannya bersama suku badui yang cenderung kasar tapi
mungkin positifnya ia bias mempunyai imajinasi yang kuat dan bebas mungki karna
bergaul dengan mereka yang notabene nya orang dan pikirannya bebas,terus yang terakhir
keadaan pisikologis dan sikis penyair ini pada masa usia beliau sudah mengalami
guncangan yang cukup dahsyat.
Perlu diketahui latar
belakang penciptaan syair diatas menceritakan pengalamandan kehidupan pribadi
sang penyair itu sendiri.meski umrul qais dijuluki sabagai raja dari segala
raja penyair tapi perlu diketahui orang arab yang pertama kali menciptakan
syair arab ialah MAHALHIL BIN RABIA’AH ATTHAGHRIBI.tak terbantahkan lagi
pengaruh Umrul qais dalam syair bahasa arab sangat kental,kendati mahalhil atau
orang arab sebelum mahalhil sebagai pencetus tetapi sebagai penyair yang
memeberikan sumbangsih yang sangat besar,pengaruhnya abadi,dan banyak ditiru
oleh generasi penyair masa jahiliah dan mungkin sampai sekarang generasi modern
atau generasi selanjutnya yang akan mendatang.
Penyair ini memiliki nama asli An-Nabighah Az-Zibyani Abu Umamah Ziyad
bin Muawiyah. Namun, ia lebih terkenal dengan panggilan an-Nabighah, yang
berarti seorang yang pandai berpuisi, karena memang sejak muda ia pandai
berpuisi. An-Nabighah merupakan salah seorang tokoh penyair terkemuka Arab
Jahiliyyah dan juga menjabat sebagai dewan hakim dalam perlombaan puisi yang
diadakan di pasar Ukadz.
Penyair ini selalu berusaha mendekatkan
dirinya kepada para pembesar dan menjadikan puisinya sebagai alat yang paling
ampuh untuk mendapatkan kedudukan dan kekayaan. Oleh karena itulah ia kerapkali
dihasut oleh lawannya.
An-Nabighah
termasuk salah seorang pemimpin para bangsawan kabilah Dzubyan, hanya saja
karena usahanya mendapatkan harta melalui puisi, mengurangi kemuliaannya.
Hampir seluruh umurnya, ia habiskan di kalangan keluarga raja Hira, sehingga
raja Hira yang bernama Nu'man bin Mundzir sangat cinta kepadanya, sehingga
dalam suatu riwayat dikatakan bahwa penyair ini di kalangan raja Hira selalu
memakai bejana dari emas dan perak, dan hal itu menunjukkan kedudukannya yang
tinggi di sisi raja Hira. Hal itu berlangsung cukup lama, sampai salah seorang
saingannya memfitnahnya dan menghasut Nu'man, sehingga ia marah dan
merencanakan untuk membunuh An-Nabighah. Salah seorang pengawal Nu'man secara
diam-diam menyampaikan berita tersebut, sehingga An-Nabighah pun segera
melarikan diri dan meminta perlindungan kepada raja-raja Ghossan yang menjadi
saingan raja-raja Manadzirah dalam memperebutkan penguasaan atas bangsa Arab.
Namun, karena lamanya persahabatan yang ia jalin dengan Nu'man bin
Mundzir, An-Nabighah berusaha untuk membersikan diri atas fitnah yang ditujukan
kepadanya dan meminta maaf kepadanya dengan puisi-puisinya untuk melenyapkan
kebencian Nu'man dan meluluhkan hatinya, serta menempatkan kembali posisinya
semula di sisi raja Nu'man bin Mundzir. Hal tersebut dapat dilihat dalam puisi
i'tidzariyat (permohonan maaf)-nya di bawah ini:
فإنك شمس والملوك كواكب ¤ إذا طلعت
لو يبد منهنّ كوكب
"SESUNGGUHNYA ENGKAU BAGAIKAN MALAM YANG KUJELANG MESKI AKU
DIDERA KEHAMPAAN, TAPI TEMPAT BERHARAP MAAF DARIMU SUNGGUH LUAS MEMBENTANG"
An-Nabighah berusia panjang dan meninggal
menjelang keutusan Nabi Muhammad Saw
Sebagian besar ahli sastra Arab mendudukan puisi an-Nabighah pada
deretan ketiga sesudah sesudah Umru al-Qais dan Zuhair bin Abi Sulma. Hanya
saja penilaian ini sangat relatif sekali, karena setiap orang pasti mempunyai
penilaian masing-masing. Walaupun demikian karya puisi merupakan puisi yang
sangat tinggi nilainya. Karena pribadi penyair ini sangat berbakat dalam berpuisi.
Oleh sebab itu, tidak heran bila penyair ini diangkat sebagai dewan juri dalam
setiap perlombaan berdeklamasi dan berpuisi tiap tahun di pasar Ukadz.
Dalam perlombaan deklamasi dan berpuisi itu, para penyair berdatangan
dari segala penjuru tanah Arab semuanya berkumpul di pasar Ukadz, Daumat
al-Jandal, dan Dzil Majanah. Dalam kesempatan ini, mereka mendirikan panggung
untuk dewan juri, dan salah seorang dari dewan juri itu adalah an-Nabighah
sendiri, karena dia dikenal sebagai seorang yang mahir dalam menilai puisi. Dan
apabila ada puisi yang dinilai baik, maka puisi itu akan ditulis dalam lembaran
khusus dengan menggunakan tinta emas, kemudian digantungkan pada dinding Ka'bah
sebagai penghormatan bagi penyairnya.
Keistimewaan
puisi an-Nabighah bila dibandingkan dengan puisi Umru al-Qais dan Zuhair bin
Abi Sulma, maka puisi an-Nabighah lebih indah dan kata-katanya lebih mantap,
bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti oleh semua orang. Dan para
penyair lain pun tidak jarang yang meniru gaya an-Nabighah dalam berpuisi,
sehingga orang yang suka akan kelembutannya puisinya, seperti Jarir, menganggap
bahwa ia merupakan penyair Jahiliyyah yang paling piawai. Ketergiurannya untuk
mencari penghidupan dengan puisi, justru membuka teknik baru dalam jenis puisi
madah (pujian) serta melakukan perluasan dan pendalaman dalam jenis puisi itu,
sehingga dia mampu memuji sesuatu yang kontradiktif.
Kepiawaiannya
itu terlihat ketika pada suatu hari ia hendak memuji raja Nu'man bin Mundzir
yaitu seorang raja yang paling disukainya. Waktu itu ia melihat matahari yang
sedang terbit dengan terang. Oleh karena itu raja Nu'man diumpamakan dalam
puisinya sebagai matahari yang terbit, dimana matahari bila sedang terbit, maka
sinarnya itu akan mengalahkan sinar bintang di malam hari.
Untuk itu penyair itu berkata seperti di bawah
ini
فإنك شمس والملوك كواكب ¤ إذا طلعت
لو يبد منهنّ كوك
"SESUNGGUHNYA KAMU ADALAH MATAHARI DAN RAJA-RAJA SELAINMU
ADALAH BINTANG-BINTANGNYA, YANG MANA BILA MATAHARI TERBIT, MAKA BINTANG-BINTANG
ITUPUN AKAN HILANG DARI PENGLIHATAN".
Selain
dari bait puisi di atas, masih banyak lagi dari kumpulan puisinya yang
diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Perancis oleh Monsiur Dierenburg
pada tahun 1868, karena puisinya banyak digemari orang.
An-Nabighah
mempunyai diwan (antologi) puisi yang dikomentari oleh Batholius (Ibnu Sayyid
al-Batholius) yang telah berulang-ulang dicetak, meskipun antologi puisinya itu
tidak menghimpun seluruh puisinya. Di antara puisinya yang paling indah adalah
yang terdapat di dalam mu'allaqat-nya yang bait-bait pertamanya yang artinya:
"BERHENTILAH KALIAN UNTUK MENYAPA,
MENYALAMI, SUNGGUH INDAH RERUNTUHAN PERKAMPUNGAN, APA YANG KALIAN SALAMI ADALAH
TIMBUNAN TANAH DAN BEBATUAN"
"TANAH LENGGANG, SEPI DARI BINATANG LIAR,
DAN TELAH DIUBAH OLEH HEMBUSAN BADAI SERTA HUJAN YANG DATANG DAN PERGI"
"AKU BERDIRI DI ATASNYA, DITENGAH
RERUNTUHAN DAN BERTANYA KEPADANYA TENTANG SEROMBONGAN UNTA YANG BIASA LEWAT DI
SANA"
"RERUNTUHAN RUMAH YANG INDAH , DEMIKIAN
ASING, MEMBISU TAK MAU BERBICARA PADA KAMI, DAN RERUNTUHAN RUMAH ITU, ANDAI IA
MAU BERBICARA PADA KAMI, PASTI IA PUNYA BANYAK CERITA"
Di antara puisi-puisinya yang lain,
وأنت كالدهر مبثوثا حبائله ¤ والدهر
لا ملجأ منه ولا هرب
أضحت خلاء وأضحى أهلها احتملوا ¤
أخنى عليها الذى أخنى على لبد
نبئت أن أبا قابوس أوعدنى ¤ ولا قرار
على زأر من الأسد
فلو كفى اليمين بغتك خونا ¤ لأفردت
اليمين عن الشمال
"Engkau bagaikan sang masa, terbentang luas tali-tali
kasihnya. Sang masa, tak ada tempat berlindung dan tempat melarikan diri
selainnya"
"Sahara menjadi lengang, penduduknya
memikul beban, yang menghancurkan Lubad telah dihancurkannya"
"Aku mendapat berita bahwa Abu Qabus
mengancamku, tapi dalam auman singa tak ada yang pasti"
"Jika golongan kanan cukup menimbulkan
kebencianmu, karena berkhianat. Sungguh aku sendiri dari golongan kanan yang
berasala dari golongan kiri”
Nama
lengkapnya adalah Lubaid bin Rabi'ah bin Malik. Ia sering juga dijuluki Abu
'Uqail al-'Amiry. Ia termasuk salah satu penyair yang disegani pada masa
jahiliyyah. Ia berasal dari kabilah Bani 'Amir Ibnu Sho'sho'ah, yaitu salah
satu pecahan dari kabilah Hawazin Mudhar. Ibunya berasal dari kabilah 'Abas.
Lubai dilahirkan sekitar tahun 560 M. Selain sebagai penyair, ia juga dikenal
sebagai orang dermawan dan pemberani. Sifat kedermawanannya diwarisi dari
ayahnya yang dijuluki dengan "Rabi' al-Muqtarin". Sedangkan sifat
keberaniannya diwarisi dari kabilahnya.
Lubaid
bin Rabi'ah al-Amiri adalah penyair Jahiliyyah yang memiliki usia yang panjang.
Dia berumur 145 tahun, dan sempat mendapatkan masa Islam. Namun, penyair ini
tetap digolongkan ke dalam penyair Jahiliyyah, karena sesudah masuk Islam, ia
tidak mengucapkan puisi lagi kecuali hanya satu bait saja.
Dahulu,
di antara kabilah Bani 'Amir dengan kabilah Bani 'Abas terjadi permusuhan yang
sengit. Hingga akhirnya kedua utusan dari kedua kabilah tersebut dipertemukan
dihadapan al-Nu'man bin al Mundzir. Dari Bani 'Abas diantaranya ada al-Rabi'
bin Ziyad dan dari Bani Amir diantaranya ada para pendekar. Pada saat itu al
Rabi' dan al Nu'mân duduk-duduk bersama menikmati hidangan makan dan minum. Ia
merasa iri dengan orang-orang dari Bani Amir, maka iapun menyebut-nyebut aib
dan kekejian mereka. Maka ketika utusan dari mereka masuk menemui al-Nu'man, ia
tak memperdulikannya dan memalingkan mukanya. Hal inilah yang kemudian membuat
mereka jengkel, dan kemudian keluar dengan wajah memerah karena kemarahan. Pada
saat kejadian itu, Lubaid masih kecil, sehingga ketika ia bertanya tentang
siapa saja para ahli pidato dari mereka, ia pun diejeknya karena dianggap belum
cukup umur. Ia begitu sangat berharap bisa bergabung dengan mereka. Iapun
bersumpah akan memberi pelajaran kepada al-Rabi' kelak nanti di hadapan
al-Nu'man. Sumpahnya akhirnya terwujud, al-Nu'man akhirnya membenci al-Rabi'
dan ia tak lagi mau menemuinya serta melaknatnya. Setelah itulah, Bani 'Amir
mulai terangkat. Raja menghormati mereka dan memenuhi segala kebutuhannya.
Inilah awal dari popularitas Lubaid. Ia melantunkan puisi-puisi singkat dan
puisi-puisi panjangnya. Ketika puisinya dilantunkan, an-Nabighah pun mengakui
bahwa Lubaid adalah seorang penyair yang paling ulung dari kalangan Kabilah
Hawazin dengan usia yang masih relatif muda. Puisi yang membuat al Nâbighah
terbius adalah puisi pada mu'allaqahnya yang bait pertamanya
berbunyi :
عفت الديار محلها فمقامها ¤ بمنى
بأبد غولها فرجامها
"BEKAS-BEKAS
RERUNTUHAN PERKAMPUNGAN ITU TELAH LENYAP, TEMPATNYA DI MINA, TANAHNYA RENDAH
DAN TINGGINYA MENYERAMKAN"
Mendengarkan puisinya itu, lalu an-Nabighah
berkata:
"PERGILAH HAI ANAK, SESUNGGUHNYA KAMU AKAN
MENJADI PENYAIR SUKU QAIS YANG TERKENAL
Para
ahli sastra Arab menggolongkan puisinya ke dalam kelas tinggi, yang dilihat
dari segi kesopanan dan lebih condong kepada ketuhanan. Dalam puisinya banyak
menunjukkan sifat mulia dan kemauannya yang keras dalam mencapai martabat yang
tinggi. Yang paling menonjol sekali dari puisinya, ia tidak pernah mengejek
atau menjelek-jelekan siapa pun, dan juga tidak pernah merendahkan diri kepada
orang besar (raja atau bangsawan). Karena penyair ini tidak menjadikan puisinya
sebagai modal untuk mencari kedudukan ataupun harta kekayaan seperti yang
banyak dilakukan oleh penyair Jahiliyyah lainnya. Sebaliknya ia selalu
membanggakan kaumnya yang selalu berusaha mendapatkan kemuliaan dalam menolong
orang yang lemah.
Ketenaran
penyair ini juga tidak menghalanginya untuk beriman kepada Nabi Muhammad Saw.
Dalam suatu riwayat diceritakan, bahwa pada suatu hari ketika rombongan yang
diperintahkan oleh Nabi Saw untuk mendakwahkan Islam di Madinah, dan Lubaid
mulai tertarik akan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Saw. Akan tetapi, pada
saat itu ia masih belum menyatakan keislamannya. Setelah beberapa tahun
kemudian barulah ia bersama rombongannya datang kepada Rasulullah Saw untuk
menyatakan keislamannya, dan ia kembali pulang ke kabilahnya dan menerangkan
mengenai surga, neraka, hari kebangkitan, dan mengajarkan al-Quran kepada
kaumnya
Diwan Lubaid telah dikodifikasikan oleh banyak
sekali para sastrawan terkenal. Sedangkan periwayatan yang ada hanyalah
periwayatan dari Ali bin Abdullah al-Thusy yaitu salah seorang murid dari Ibn
al-'Araby yang meninggal pada tahun 231 H/844 M.
Pada masa Umar bin al Khathab - Setelah terjadi
pembukaan beberapa kota - Lubaid pergi ke Kufah. Lubaid tinggal dan hidup di
sana cukup lama, sampai ajal menjemputnya pada awal masa kekhalifahan
Mu'awiyyah pada tahun 41 H / 661 M. Ada yang mengatakan bahwa usianya mencapai
130 tahun. Ia termasuk salah satu pemilik mu'allaqat. Ia memiliki sebanyak
kurang lebih 122 qasidah dan 1322 bait puisi.
Sebagian para ahli kesusastraan Arab menggolongkan Lubaid sebagai
penyair Jahiliyyah, karena sesudah masuk Islam, penyair ini tidak lagi
mengucapkan puisi, kecuali hanya satu bait saja, sebuah puisi yang diucapkannya
ketika menyatakan diri ke dalam Islam seperti yang terdapat di bawah ini
الحمد لله أن لم يأتنى أجلى ¤ حتّى
لبست من الإسلام سربالا
"AL-HAMDULILLAH, AJALKU TIDAK DATANG SEBELUM AKU MENJADI
SEORANG MUSLIM"
Akan
tetapi, sebagian ahli kesusastraan Arab yang lain menggolongkan Lubaid ke dalam
penyair Islam, karena ia banyak menghasilkan puisi-puisi yang bernafaskan
Islam, dan puisi-puisinya telah terpengaruh oleh ayat-ayat suci al-Quran.
Pada
zaman Jahiliyyah puisi-puisinya banyak membicarakan seputar pujian (madah),
mencaci atau mengejek (hija'), bahkan banyak dari puisinya yang berisikan
kebanggaan terhadap kaumnya.
Kemudian, pada masa permulaan Islam, puisi-puisinya sudah banyak
terpengaruh oleh gaya bahasa al-Quran dan isinya banyak mengandung ajaran-ajaran
yang bernafaskan Islam, dikarenakan setelah memasuki Islam, Lubaid lebih tekun
mempelajari ajaran-ajaran agama Islam yang terkandung dalam ayat-ayat suci
al-Quran, seperti dalam salah satu bait-bait puisinya yang menerangkan
keimanannya terhadap hari kebangkitan, di bawah ini
الا كلّ شيئ ما خلا الله باطل ¤ وكلّ
نعيم لا محالة زائل
وكلّ أناس سوف تدخل بينهم ¤ دويهية
تصفرّ منها الأنامل
وكلّ امرئ يوما سيعلم غيبه ¤ إذا
كشفت عند الاله الحصائل
"SESUNGGUHNYA SEGALA SESUATU SELAIN ALLAH PASTI AKAN
LENYAP DAN SETIAP KENIKMATAN PASTI AKAN SIRNA"
"DAN PADA SUATU SAAT, SETIAP ORANG PASTI AKAN DIDATANGI
OLEH MAUT YANG MEMUTIHKAN JARI-JARI"
"SETIAP ORANG KELAK PADA SUATU HARI PASTI
AKAN MENGETAHUI AMALANNYA JIKA TELAH DIBUKA CATATANNYA DI SISI TUHAN".
Nama aslinya adalah Abu Utsman Umayyah bin Abi ash-Shalt Abdullah ibn
Abi Rabi'ah ibn Auf Ats-Tsaqafi. Ia merupakan penyair Tsaqif dan termasuk salah
seorang pencari agama yang benar pada masa Jahiliyyah. Ia dibesarkan di Thaif.
Ayahnya adalah seorang penyair terkenal, ia banyak belajar kepada sang ayah
dalam berpuisi, untuk bekal pandangan-pandangan agama ia mencarinya kepada
Ahlul Kitab.
Umayyah bin Abi ash-Shalt merupakan salah seorang yang banyak
meriwayatkan berita-berita tentang orang-orang Yahudi, Nasrani, dan sisa-sisa
agama Ibrahim serta Ismail, berita tentang kisah penciptaan langit, bumi,
malaikat, jin, syari'at para nabi dan rasul yang masih tersimpan dalam ingatan
para sesepuh Arab Jahiliyyah. Ia selalu aktif beribadah dan mengenakan pakaian
pengembara. Dia juga merupakan seseorang yang mengharamkan Khamr (minuman
keras/arak) dan meragukan kepercayaan terhadap berhala.
Di
dalam kitab-kitab yang dibacanya, ia menemukan berita gembira tentang akan diutusnya
seorang Nabi dari bangsa Arab. Mendengar berita mengenai hal itu, ia pun
berambisi menjadi seorang Nabi yang dimaksudkan tersebut. Hingga suatu ketika,
Rasulullah Saw diutus, hati Umayyah bin Abi ash-Shalt ragu dan memendam rasa
dengki dan iri, ia berusaha melawan dan mengingkari agama yang dibawa oleh
beliau Saw, meskipun dia tahu bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw
itu benar. Umayyah mengajak dan mendorong orang-orang Quraisy untuk mengingkari
Nabi Saw, dan meratapi orang-orang Quraisy yang meninggal dalam perang Badar.
Umayyah
bin Abi ash-Shalt temasuk salah seorang pembesar penyair pedesaan, meskipun
dikalangan mereka sedikit sekali puisi yang beredar. Hanya saja yang membuat
puisinya tercela dalam pandangan sebagaian sarjana bahasa Arab, sehingga mereka
mengugurkan untuk berargumen dengan puisinya adalah karena dalam puisinya
banyak menggunakan bahasa serapan dari bahasa Ibrani dan Suryani. Seakan-akan
mereka mengingkari kebenaran adanya ta'rib (serapan ke dalam bahasa Arab) karena
seringnya berbaur dengan orang-orang asing, meski bahasa Arabnya jelas.
Sebagaimana mereka mengingkari Adi ibn Zaid karena dia banyak memasukkan
kata-kata dari bahasa Persia ke dalam puisinya karena dia lama bergaul dengan
mereka.
Umayyah
bin Abi ash-Shalt menyebut langit (as-sama`/السماء ) dengan shooquuroh (صاقورة). Dia
menyatakan bahwa bulan memiliki kulit penutup yang jika terjadi gerhana bulan
ia masuk ke dalamnya, ia menamakan dengan as-saahuur (الساهور), serta ia menamakan Allah dalam puisinya
dengan as-Sulthith (السلطيط), At-Taghruur (التغرور), dan sebagainya.
Puisi
yang diciptakannya berbeda dengan puisi para penyair lainnya, dengan kemudahan
dalam kosakatanya dan dengan menyebutkan keajaiban-keajaiban dari kisah-kisah
fiksi dan legenda-legenda, penciptaan alam dan kehancurannya, keadaan akhirat,
sifat-sifat Sang Pencipta dan kekhusyukan pada-Nya. Dalam menyebutkan hal
tersebut Umayyah menggunakan kata-kata yang belum pernah digunakan oleh seorang
penyair pun sebelumnya. Puisinya juga diselingi oleh kata-kata hikmah dan
pribahasa.
Diantara
puisi-puisinya adalah:
الحمد لله ممسان ومصبحنا ¤ بالخير
صبحنا ربى ومسانا
رب الحنيفة لم تنفد خزائنه ¤ مملوءة
طبق الآفاق سلطانا
ألا نبى لنا منا فيخبرنا ¤ ما بعد
غايتنا من رأس محيانا
وقد علمنا لوان العلم ينفعنا ¤ أن
سوف تلحق أخرانا بأولانا
"SEGALA PUJI MILIK ALLAH KALA KITA BERADA DI SAAT PAGI DAN
PETANG, SEMOGA TUHANKU MEMBERIKAN KEBAIKAN PADA KITA PADA PAGI DAN PETANG"
"TUHAN IBRAHIM YANG HANIF, YANG TAK
HABIS-HABIS SIMPANAN-NYA, MEMENUHI CAKRAWALA DENGAN KEKUASAAN-NYA YANG TAK
TERBATAS"
"INGATLAH, ADA SEORANG NABI DIANTARA KITA
YANG DIANGKAT DARI KALANGAN KITA, LALU MEMBERITAHUKAN KEPADA KITA MUNCULNYA
PEMIMPIN YANG MENJADI TUJUAN KITA"
"KAMI TELAH MENGETAHUII BERBAGAI ILMU YANG
BERMANFAAT BAGI KAMI, BAHWA ORANG-ORANG YANG TERAKHIR AKAN MENGIKUTI
ORANG-ORANG YANG TERDAHULU DARI KAMI"
Di
antara puisi madah-nya (puisi yang berisikan pujian) :
عطاؤك زين لامرئ قد جبو ته ¤ بخير
وما كل العطاء يزين
وليس يشين لامرئ بذل وجهه ¤ إليك كما
بعض السؤال يشين
"PEMBERIANMU ADALAH HIASAN BAGI ORANG YANG TELAH KAU
BERIKAN KEBAIKAN, PADAHAL TIDAK SETIAP PEMBERIAN DAPAT MENJADI PERHIASAN"
"BUKANLAH SESUATU YANG DIKEHENDAKI OLEH
SESEORANG ADALAH AKAN MENGARAHKAN WAJAHNYA PADAMU, SEPERTI SEBAGIAN YANG
DIMINTA BUKANLAH YANG DIKENDAKI"
Kebanyakan madah (puisi
pujian)umayyah bin ash-shalt pada masa jahiliyah dikhususkan kepada abdullah
bin jud’an,salah seorang bangsawan dan hartawan quraisy,sehingga ia menempati
kedudukan seperti kedudukan zuhair bin abi sulma pada haram ibnu sinan,dia
menghabiskan sisa-sisa hidupnya dithaif sampai meninggal dalam keadaan
kekafiran pada tahun 9 HIJRIYAH.
Umayyah bin abi ash-shalt adalah salah seorang
pembesar penyair pedesaan,meskipun dikalangan mereka sedikit sekali puisi yang
beredar.hanya saja membuat puisinya tercela dalam pandangan sarjana bahasa
arab.
Berdasarkan uraian pembahasan diatas dapat kita
pahami bahwa keadaan kesusastraan pada masa jahiliyah sangat maju.
TERIMAH KASIH